Hatikvah
Pada tahun 1877 Naftali Herz Imber, seorang penyair dari Zolochiv (biasa dikenal sebagai “The City of Poets”), menulis sebuah puisi berjudul Tikvatenu. Ia mengungkapkan kerinduan bangsa Yahudi untuk kembali ke Jerussalem setelah 20 abad harus terpisah dan tersiksa.
.
Dua dari sembilan stanza pada puisi ini diambil sebagai lagu yang sekarang dikenal dengan nama Hatikvah (Harapan). Dalam berbagai peristiwa yang mengancamnya, orang-orang Yahudi menyanyikannya sebagai simbol perjuangan dan harapan mereka atas hidup yang lebih baik. Perlahan Hatikvah menjadi lagu nasional Israel secara tak resmi karena banyak orang-orang Yahudi yang begitu menyukainya sebagai perwujudan dari suara mereka yang terpendam, baru pada tahun 2004 ia benar-benar diresmikan oleh pemerintah Israel melalui Knesset.
.
Di sisi lain, tidak sedikit orang-orang Israel (terutama pendiri Zionis) yang menentang keputusan ini. Mereka menganggap lagu ini kekurangan sisi spiritualitas, terutama karena ia sama sekali tak menyebut Elohim (Tuhan) dalam syairnya. Selain itu musiknya yang diambil dari lagu La Mantovana dianggap tidak mewakili budaya Yahudi yang sebenarnya. Bahkan sudah ada banyak lagu yang dicanangkan sebagai penggantinya. Akan tetapi lagu ini tetap saja memenangkan hati rakyat Israel karena semangat serta harapan yang dibawanya.
.
Di luar semua itu, penghayatan atas Hatikvah akan membawa kita pada pemahaman yang lebih mendalam mengenai Yahudi maupun Israel itu sendiri. Selama ini mungkin kita masih kurang mempertanyakan konflik Israel-Palestina yang baru berusia satu abad, namun begitu cepatnya menghakimi mana yang benar dan mana yang salah. Bahkan kita tak sempat untuk mengajukan analisis menyejarah dan meruang atas konflik yang selama ini terjadi.
.
Mungkin kebenaran tak kunjung datang walaupun kita telah mempertanyakan segala sendi dari Palestina, Filistin, Yahudi, Britani, Bangsawan Arab, dan mengapa orang-orang di luar itu harus bereaksi juga. Namun perjuangan bukan tentang benar-salah saja, ia mencakup perkara yang baik, indah, dan mulia juga.
.
Semoga saja nada-nada minor Hatikvah membantu kita mengontemplasikanny
.
Gusti Pêngéran, Sucikan aku dalam hidup damai bersama segala perwujudanMu