Kim Ji-young: Born 1982 [2019]
Premisnya sederhana: kamu bisa menemukan patriarki di manapun, bahkan pada kenyamanan hidup kelas menengah. Film ini cukup menegaskan betapa konservatif dan konformisnya masyarakat Korea Selatan. Satu hal yg juga secara gamblang dijelaskan Han Kang dalam Vegetarian (2007). Lalu, apa yg spesial?
.
Saya kurang tahu. Sepanjang film ini berjalan, ia hanya menjelaskan bagaimana susahnya menjadi perempuan kelas menengah di Korsel, apa lagi setelah menjadi istri dan punya anak. Impian untuk bisa belajar, bekerja, dan berkarya harus musnah karena pekerjaan domestik yg seakan-akan menjadi kewajiban bagi perempuan semata. Pun digambarkan bahwa orang Korsel cenderung lebih bangga memiliki putra ketimbang putri. Di sisi lain, sangat sulit bagi orang-orang untuk melawan pemahaman satu ini. Bisa-bisa konflik keluarga pecah, atau bahkan kondisi ekonomi memburuk.
.
Dengan alurnya yg terlalu lambat — bila tak boleh disebut membosankan — 1982 sekadar memberi gambaran tentang bagaimana patriarki bekerja dalam ranah mikro. Satu hal yg mungkin bisa kita dapat ketika mempertanyakan keseharian kita.
Setelahnya? Ia cenderung memberi solusi bahwa perempuan bisa bekerja di kantor, lelaki boleh menjadi bapak rumah tangga, dan bahwa kesehatan mental itu penting (saya masih tak paham mengapa film ini meletakan problem kewarasan dengan sangat kabur).
Pun hal ini bisa menimbulkan pertanyaan baru: apakah dengan menukar peran ibu-ayah, maka kita keluar dari kerangkeng penindasan ini? Apakah kerja adalah hasrat paling dalam dari perempuan? Apakah anak adalah penyebab susahnya pasangan kelas menengah memperoleh kebebasannya untuk berkarya? Dan masih banyak lainnya…
.
Meski cukup menyadarkan kita akan bengisnya ketimpangan (dalam ranah gender) selama setengah durasinya; setengah sisa dari film ini tak lebih dari solusi hambar yg perlu dipertanyakan berkali-kali.
.
Ia cemerlang untuk membuat kita merasakan perihnya patriarki, tapi tak cukup piawai dalam memberi sudut pandang baru atas jalan keluar yg mungkin saja bisa lebih unik.
.
Saya teringat pertanyaan seorang kawan pasca menonton film ini,
“Fek, kebebasan individu itu siapanya kapitalisme sih?”
.
Overall: 7.0