My Life as a Zucchini (Ma vie de Courgette) [2016]
My Life as a Zucchini adalah cerita anak-anak yang sangat kelam tetapi ditampilkan melalui animasi stopmotion bernuansa warna-warna cerah. Film berbahasa Prancis ini (Film-film dari Swiss biasa menggunakan bahasa Jerman, Prancis, atau Italia) sebenarnya ditujukan pada orang-orang dewasa untuk memahami perihal pendidikan anak.
Berawal dari kecerobohan Zucchini yang membunuh ibunya secara tidak sengaja, ia akhirnya menjadi seorang yatim-piatu. Kehidupannya pun harus berpindah dari satu masa kelam, karena ia ditinggal oleh ayahnya dan harus diasuh oleh ibunya yang alkoholik, menuju masa kelam lainnya di mana ia ditempatkan di penampungan anak-anak yang ditelantarkan orangtuanya. Kisah Zucchini bukanlah yang paling tragis karena di sana ada berbagai anak dengan latar belakang suram yang juga membuat pribadi mereka menjadi sangat janggal jika dibanding dengan anak-anak pada umumnya.
Film ini pada awalnya diadaptasi dari sebuah novel dewasa, namun sang sutradara ingin membuatnya dapat diterima oleh penonton berbagai usia. Ceritanya yang sederhana tak membuatnya membosankan karena didukung oleh cara bertuturnya yang tak memakai narasi tiga babak pada umumnya dan tema-temanya yang mengantarkan kita pada sebuah perenungan atas relasi anak dan orangtua. Ia sepenuhnya berhasil dalam menyampaikan pesan kepada orangtua yang seringkali terlalu ceroboh dalam mendidik anaknya, dan tak jarang akhirnya mengkhianati mereka dengan menelantarkannya. Walau begitu, film ini tak ingin sepenuhnya menyalahkan orangtua, ia pun menunjukan bahwa ada anak yang menelantarkan orangtua mereka dalam kesepian juga.
Sedikit menarik bila dengan seksama kita melihat hal-hal kecil yang disajikan oleh film ini. Ada beberapa scene yang menampilkan bagaimana burung mengasuh anak-anaknya dengan penuh kesabaran, suatu yang sangat kontras dengan apa yang dilakukan oleh manusia-manusia di film ini. Ada juga adegan di mana seorang gadis berusia 10 tahun sedang membaca novel metamorfosis karangan kafka yang mana sangat menggambarkan permasalahan hidupnya. .
Tak ada kata lain, film ini bertutur pada kita bahwa relasi anak-orangtua tak sederhana.
8/10