Vegetarian [2007]
“Kakak tahu mengapa aku bisa tahu? Mimpi. Aku berdiri dengan tanganku. Daun tumbuh dari tubuhku, akar mencuat dari tanganku. Menancap ke tanah. Tanpa henti, tanpa henti … Bunga ingin merekah dari selangkanganku sehingga aku melebarkan kakiku, mengangkang lebar-lebar …”
Vegetarian adalah salah satu novel yang saya baca sampai selesai hanya dalam sekali duduk. Han Kang, sang penulis novel ini, yang dulunya juga sempat menjadi seorang vegan benar-benar berhasil mengantar kita ke dalam sebuah kegelapan melalui tiga bagian novel ini.
Tak seperti judulnya, sebenarnya novel ini tak akan banyak bicara mengenai vegetarianisme. Ia lebih banyak membahas kekejaman yang dilakukan tiga orang laki-laki (suami, kakak ipar, dan ayah) terhadap seorang wanita, mental illness yang sering tak dipahami orang-orang, dan pengaruh besar pendidikan keluarga terhadap anak yang akan menghancurkannya di masa depan. Di sisi lain sindiran keras terhadap konformitas Korea benar tampak dari sudut pandang kakak beradik In-Hye dan Young-Hye, beserta cara mereka yang sangat kontras dalam menghadapinya. Pun mereka berdua masih harus menghadapi pernikahan sebagai pemenuhan tuntutan sosial berlandaskan rasa cinta yang palsu.
Yang menarik lagi adalah Young-Hye, pemeran utama, dibuat hampir bisu di novel ini. Ia sangat jarang berbicara pada tokoh lain, bahkan hampir tak pernah mengutarakan pemikirannya pada pembaca. Tapi malah hal itulah yang terus memberikan kita kengerian dari novel ini sejak Young-Hye tiba-tiba saja berubah secara drastis dan harus menghadapi reaksi dari lingkungannya yang begitu menyiksa.
Harus diakui, setelah terpukau dengan new wave korean cinema (lewat sutradara-sutradara gila seperti Kim Ki Duk, Na Hong Jin, Park Chan Wook, dan Bong Joon-ho), Han Kang seakan memaksa saya untuk membaca sastra korea lebih lanjut. Ceritanya yang begitu kelam justru memberi pencerahan hidup yang sangat berarti.
5/5
“Violence is part of being human, and how can I accept that I am one of those human beings? That kind of suffering always haunts me.”
— Han Kang, January 2016